Selasa, 13 April 2010

Belajar dari Mbak-mbak ku disini

Aku tidak perlu pura-pura bahwa aku memang mengagumi mereka. Mbak-Mbakku tercinta itu. Hanya dengan melihatnya saja..aku sudah belajar akan banyak hal.
Dikota penempatanku ini… Allah telah mempertemukanku dengan mereka dalam aktivitas sebuah yayasan muslimah khususnya dan di dalam aktivitas PKSe umumnya.
Para Mbak-mbak ku itu. Tempat aku berkaca akan sebuah kedewasaan

Kebanyakan dari mereka adalah Pegawai. Ada yang PNS, guru, perawat, pegawai PEMDA, dsb. Dan waktu itu..banyak dari mereka yang belum menikah. Usia mereka semua hampir menjelang tiga puluh tahun, bahkan ada yg lebih dari itu. Ada yg 29, 31, 33 dan 36 tahun. Jelas di yayasan tsb aku paling muda, seperti adik kecil yang manis dihadapan mereka. Kadang aku menyukai suasana spt itu (maklum aku anak sulung yang lama tidak mendapatkan curahan kasih sayang). Terkadang aku bisa bermanja dihadapan mereka, walopun masih kesulitan untuk curhat

Seminggu yang lalu…kebahagiaanku membuncah. Pasalnya..salah seorang diantara mbakku itu akan menggenapkan setengah diennya awal bulan Mei ini. Ketika Mbakku itu menceritakan kepadaku dan memintaku untuk menjadi salah satu panitia walimahnya, reaksiku setelah sujud syukur…..aku persis seperti anak kecil yang dikasih hadiah. Aku sampai teriak dan meloncat-loncat sendirian. Apalagi ketika besoknya si Mbak menemuiku di kantorku untuk membagi kebahagiaannya, beberapa kali aku memeluknya dengan gemas. Hehehe… kalau ingat …konyol sekal
semua yang kita jalani hanya berlaku di waktu, apapun itu tetaplah waktu yang bakal pisah. karena setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan :)

Ayo Bersama Kita Miningkatkan Traffic.....

"Ingin meningkatkan traffic pengunjung dan popularity web anda secara cepat dan tak terbatas...? Serahkan pada saya..., Saya akan melakukannya untuk anda GRATIS...!..Klik disini-1 dan disini-2"

Senin, 12 Januari 2009

Cerita Tentang Sahabat



Aku tertegun sejenak, ketika menginjakkan kaki di lobby hotel Somerset. Ketika melihat tubuhnya yang telah berubah (tambah subur). Tapi senyum dan keramahan masih terpancar seperti dulu. Sepuluh tahun lebih kami tidak berjumpa. Dia bekerja di Jakarta dan telah menetap bersama istri dan dua anak. Sedangkan aku mulai lulus sampai sekarang masih berkutat di Surabaya dan Sidoarjo.

Kenangan sewaktu kuliah terus menyeruak diantara perbincangan kami di sebuah restoran dekat hotel. Perbincangan tentang perjalanan karier kami masing masing , tentang keadaan keluarga, hingga tentang planning jangka panjang. Rasa kangen bertahun2 terobati malam itu. Memang dulu dia merupakan sahabat sejatiku yang merupakan pemacu semangatku untuk cepat2 menyelesaikan kuliah dan mencari pekerjaan.

Satu hal yang membuatku salut padanya, adalah ketika dia memutuskan hijrah ke Jakarta guna mencari kehidupan yang lebih baik berbekal ijazah meskipun dengan nilai yang pas2an. Tahun pertama di Jakarta dia mendapat pekerjaan sebagai Sales Engineer dengan gaji yang hanya cukup untuk makan doang. Target penjualan dan segala beban hidup yang menghimpit dia hadapi dengan lapang dan iklash sebagai konsekuensi pilihan hidup yang harus dijalani. Tahun2 berikutnya tidak jauh berbeda, meskipun dia telah berganti-ganti kerja dalam bidang yang sama, tetap saja kehidupannya pas2an. Hingga pada sekitar dua tahun lalu dia diterima di sebuah perusahaan asing dengan jabatan yang cukup mentereng (setingkat manager). Kehidupannya berubah. Dia telah berhasil membeli rumah yang cukup elit. Segala yang dia tidak rasakan ketika di kehidupannya dulu kini bisa dia jumpai dengan mudah. Masa sulit telah berganti. Segala derita yang telah dirasakan dahulu telah bermetamorfosa ke dalam gelombang bahagia.

Renungan: Bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan iklash di masa lalu membawa dampak yang lebih baik bagi kehidupan di kemudian hari.